Proses Fermentasi Tempe – Fermentasi tempe merupakan jenis fermentasi nonalkoholis. Artinya, fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir. Proses fermentasi ini hanya menghasilkan bahan lainnya seperti pada pembuatan antibiotika, tempe, dan lainnya.
Jenis jamur yang digunakan dalam fermentasi makanan tempe tidak menghasilkan atau memproduksi racun (toksin), bahkan sebaliknya mampu melindungi tempe terhadap jamur yang memproduksinya. Selain itu, pada tempe ternyata mengandung senyawa antibakteri. Senyawa yang menghambat pertumbuhan bakteri ini ternyata dihasilkan oleh jamur atau kapang tempe selama proses berlangsungnya fermentasi.
Tempe memang termasuk jenis makanan yang murah meriah dan lezat. Namun, tempe juga memiliki masalah gampang rusak. Makanan yang memiliki gizi tinggi ini mudah rusak jika disimpan dalam beberapa hari. Tempe hanya mampu bertahan selama 1 hingga 2 hari dalam suhu ruang yang normal. Lebih dari 2 hari, tempe akan menjadi rusak dan akan menimbulkan masalah jika dimakan.
Selain itu, pandangan masyarakat sebagian besar terhadap tempe masih dianggap sebagai makanan kelas rendahan. Artinya, tempe tidak memiliki standar makanan bagi para masyarakat sosial atas. Tempe dianggap makanan orang miskin. Hal ini disebabkan harga tempe di pasaran yang memang murah dibanding jenis makanan berprotein lainnya seperti telur, ikan, dan daging.
Padahal, keberadaan tempe di masyarakat luas sudah sangat tinggi. Bahkan, tempe menjadi makanan berkelas di sebagian negara-negara. Tempe juga sudah diolah menjadi makanan kelas atas seperti dijadikan bistik tempe, bolu tempe, dan burger tempe, perkedel tempe, stick kremes tempe, serta makanan sajian tempe lainnya.
Proses Fermentasi Tempe
Makanan sejenis tempe, tahu, maupun tape dihasilkan melalui sebuah proses fermentasi. Misalnya saja pada makanan olahan tape yang melalui tahap fermentasi oleh sejenis khamir atau yeas, saccharomyces cerevisae dan kapang aspergillus sp. Khamir dan kapang ini biasanya terdapat dalam ragi tape yang sering digunakan dalam pengempukan singkong menjadi tape.
Proses fermentasi merupakan suatu proses pemenyahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Dalam hal proses mikrobiologi, pada proses fermentasi dilakukan oleh sejenis mikrobia yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai dengan proses tersebut. Fermentasi dibedakan menjadi dua berdasarkan produk yang dihasilkannya. Yaitu fermentasi alkoholis dan fermentasi nonalkoholis.
1. Fermentasi alkoholis adalah fermentasi yang akan menghasilkan alkohol sebagai produk akhir selain produk lainnya. Contoh fermentasi alkoholis pada pembuatan cider, tape, dan wine.
2. Fermentasi non alkoholis merupakan sebuah proses fermentasi yang sama sekali tidak menghasilkan alkohol saat proses produk akhirnya. Pembuatan tempe, antibiotika adalah contoh dari fermentasi non alkoholis ini.
Tempe merupakan contoh hasil fermentasi dan juga merupakan makanan asli dari Indonesia. Tempe dihasilkan dari fermentasi tempe atau fermentasi jamur tempe, yaitu Rhizopus oryzae atau R. Oligosporus pada kedelai (masyarakat lebih mengenalnya sebagai ragi tempe). Saat proses pembuatan tempe terjadi sebuah perombakan pada protein. Hasilnya protein dalam tempe akan lebih mudah dicerna oleh tubuh saat kita menyantapnya.
Selain bahan baku kedelai untuk pembuatan tempe, bahan lainnya yang bisa digunakan adalah kara benguk, kecipir, limbah minyak kacang tanah atau bungkel, turi, dan juga limbah tahu (ampas tahu). Oleh karena itu, di pasaran kita mengenal beragam jenis tempe, seperti tempe benguk, tempe kecipir, tempe turi, tempe gembus, tempe bongkrek, serta tempe kara.
Kedelai yang sudah diproses menjadi makanan tempe ternyata memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Ketika melalui fermentasi, nutrisi yang terdapat di kedelai pada tempe akan lebih mudah dicerna oleh tubuh. Kelebihan lainnya, bau kedelai akan hilang dan akan berubah menjadi aroma yang sedap saat sudah menjadi makanan berbentuk tempe.
Cara Pembuatan Tempe
Tempe makanan yang cepat saji dan mudah dimasak. Cukup dengan digoreng saja, tempe bisa menjadi teman nasi yang lezat. Selain digoreng, tempe bisa disajikan menjadi sayur seperti sayur lodeh, dijadikan kering tempe, sambal pedas tempe, tempe mendoan, dijadikan tempe kecap dan lainnya.
Untuk lebih mengetahui secara jelas pembuatan tempe dan fermentasi tempe terjadi, kita bisa membuat tempe dengan mengikuti penjelasannya sebagai berikut.
Alat dan Bahan
- Siapkan alat masak untuk merendam, mencuci, merebus, dan juga mengukus kedelai
- Keranjang bambu atau karung goni
- Daun pisang atau daun jati untuk pembungkus
- Rak penyimpanan
- Usar atau ragi tempe
- Kedelai kurang lebih 1.5 kg
Cara Membuat Tempe
- Cuci semua alat-alat yang akan kita gunakan hingga bersih.
- Buanglah semua kotoran dan biji-biji kedelai yang kurang baik. Lalu cuci hingga bersih.
- Rendam biji kedelai dalam panci besar atau dandang selama satu malam
- Rebus kedelai yang sudah didiamkan selama satu malam hingga matang.
- Setelah matang, hilangkan kulit biji kedelai dengan cara meremas-remasnya. Lalu cuci kembali. Pastikan biji kedelai tercuci bersih.
- Kukuslah kedelai hingga matang sempurna.
- Setelah matang, angkat, lalu tebarkan ke nampan besar supaya kedelai segera dingin.
- Bagilah kedelai ke dalam tiga bagian dan berilah ragi
- Bungkuslah kedelai ke dalam plastik atau daun pisang (pembungkus lainnya) takarannya bisa satu gelas per bungkus
- Masukkan tempe yang sudah dibungkus ke dalam karung goni atau keranjang bambu. Lalu tutup dengan menggunakan kain hingga rapat agar suhunya tetap hangat.
- Tunggu hingga fermentasi tempe sempurna dan tempe bisa siap diolah dan disantap.
Itulah proses dari fermentasi tempe dan cara pembuatan tempe. Semoga bermanfaat.