Pada pertengahan tahun 2019 lalu industri hiburan dikagetkan dengan berita meninggalnya Agung Hercules. Beliau adalah seorang komedian terbaik di Indonesia, diketahui beliau telah menderita Glioblastama sejak lama. Jenis penyakit ini sering disebut kanker otak agresif dimana tumornya berkembang sangat cepat. Glioblastoma biasanya terjadi pada bagian lobus frontal dan temporal, dan terjadi pembengkakan disana.
Mengulik Penyebab Glioblastoma Sejak Dini
Penyakit ini kerap kali dikenal dengan sebutan Glioblastoma Multiforme (GBM). Penyebab utamanya karena glioma pada otak yang berkembang sangat cepat. Jenis tumor otak ganas yang kerap kali menyerang bagian otak orang dewasa. Glioblastoma bisa menyerang usia berapapun, tetapi cenderung terjadi pada usia lanjut. Kondisi ini cukup sulit untuk proses penyembuhannya, mungkin hanya dapat memperlambat perkembangan kanker.
Glioblastoma merupakan jenis tumor ganas stadium 4, dimana sel tumor akan berproduksi dan membelah diri. Tumor tersebut terbentuk dari perkembangan abnormal sel otak yang bernama astrosit, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan sel saraf otak. Jenis kanker otak agresif ini bisa berasal dari jaringan otak sendiri, atau organ lain yang menyebar ke otak. Tumbuhnya glioma di otak disebabkan oleh mutasi genetic di dalam sel otak.
Tumor ganas stadium 4 ini rata-rata menyerang panderita usia 64 tahun, dengan presentase jumlah pria lebih banyak. Selain usia ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang terdiagnosis penytakit ini. Diantaranya riwayat keluarga, paparan radiasi, dan pekerjaan yang memicu pertumbuhan sel kanker. Bagi pekerja yang pekerjaannya sering terpapar vinyl klorida beresiko terserang Glioblastoma dua kali lebih cepat.
Gejala yang Dialami Penderita Glioblastoma
Setiap penderita mengalami gejal tumor otak yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi tumor. Tumor otak yang mempunyai ukuran kecil sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun seiring berkembangnya kanker otak agresif akan muncul beberapa gejala yang cukup menyiksa. Pengidap Glioblastoma akan mengalami dua gejala yaitu gejala umum dan gejala fokus.
Gejala umum biasanya berupa sakit kepala, kejang, mual, dan kehilangan memori jangka pendek. Hal ini dikarenakan tumor yang terus berkembang dengan cepat, dan pembengkakan pada otak. Sedangkan gejala fokus tergantung dari lokasi dan ukuran tumor serta beresiko mengalami kelumpuhan di area tersebut. Misalnya jika tumor terletak di bagian otak yang berfungsi untuk memproses bahasa, maka pasien akan sulit berbicara.
Gejala fokus akan berdampak pada melemahnya fungsi otak, serta kehilangan kemampuan sensorik. Secara perlahan penderita Glioblastoma akan menyebabkan berubahnya kemampuan visual. Pengelihatan pasien berubah menjadi kabur dan beresiko mengalami kebutaan sementara. Apabila tumor otak berkembang lebih ganas maka kemampuan berpikir dan belajar pasien semakin menurun.
Cara Meredakan Pertumbuhan Tumor
Jenis kanker otak agresif akan berkembang semakin cepat jika tidak segera ditangani. Meskipun hingga kini belum ditemukan cara penyembuhannya tetapi beberapa perawatan, akan memperlambat tumbuhnya tumor. Ada jenis perawatan Kemoterapi yang sering digunakan para dokter untuk mengurangi Glioblastoma. Umumnya kemoterapi akan menggunakan jenis obat Temozolomide. Atau terkadang suntikan Carmustine dan Lomustine yang diberikan setiap kemoterapi.
Glioblatsoma merupakan jenis kanker otak stadium empat, yang menyerang bagian otak tertentu. Misalnya tumor menyerang bagian otak tempat kemampuan berbahasa, maka akibatnya penderita tidak bisa bicara. Perkembangan tumor otak ini sangat cepat dan menunjukkan gejala, yang cukup menyiksa pasien. Sejauh ini belum ada cara pengobatan untuk menghilangkan tumor, hanya perawatan yang bisa memperlambat tumbuhnya tumor.