Bisnis Ternak Belut – Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang umumnya hidup di sawah. Belut banyak diburu oleh masyarakat pedesaan sebagai hidangan untuk dikonsumsi keluarga. Disamping rasanya yang lezat, belut juga merupakan sumber protein dan lemak yang dibutuhkan tubuh. Di Indonesia sendiri belut sudah lama dikenal, disawah belut dikenal sebagai hama tanaman padi, begitu juga ditambak sebagai hama karena memakan bibit ikan atau udang yang dibudidayakan petani.
Tetapi seiring waktu permintaan belut untuk konsumsi semakin meningkat , dan sejak tahun 1979 belut mulai dibudidayakan menjadi belut ternak dalam jumlah yang banyak hingga sekarang sebagai salah satu komoditi ekspor ke luar negeri.
Belut sebenarnya terdiri dari tiga jenis yaitu belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc clell) , belut laut (Macrotema caligans Cant ) dan belut sawah (Monopterus albus Zuieuw). Namun yang sering dibudidayakan adalah belut sawah.
Tempat Hidup Belut
Secara geografis dan klimatologis, belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan lokasi spesifik untuk hidup. Belut dapat hidup dengan baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi dengan temperatur 25 – 31 derajat celsius. Kelembaban udara serta curah hujan juga tidak begitu spesifik. Namun yang terpenting adalah kondisi air yang bersih (terutama untuk bibit yang masih kecil) air kaya akan kandungan oksigen, tidak tercemar limbah maupun zat kimia beracun.
Di alam maupun di kolam buatan belut ternak mudah sekali dikembangbiakkan asalkan kondisi kolam buatan sesuai dengan kondisi habitat aslinya. Karena memelihara belut sangat mudah sehingga memungkinkan kita untuk mengembangkannya.
Kandungan Gizi Belut
Belut ternak sangat digemari sebagai bahan konsumsi karena disamping rasa dagingnya yang lezat, kandungan protein yang tinggi hampir setara dengan protein daging sapi, juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, C, zat besi, kalsium dan fosfor, sangat baik bagi kesehatan.
Permintaan pasar terhadap belut ternak sangat tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Namun ketersediaan belut di alam semakin berkurang karena pemakaian pestisida yang tidak terkontrol, sehingga kondisi ini merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Budidaya Belut
Permintaan belut ternak di pasaran semakin meningkat namun tidak sesuai dengan ketersediaan belut di alam yang semakin berkurang akibat penggunaan pestisida yang tidak terkontrol, kondisi ini memunculkan peluang bisnis untuk mengembangkannya. Cara pembudidayaan belut ternak sebenarnya cukup sederhana, tidak memerlukan biaya yang mahal, tidak membutuhkan lahan yang banyak, cukup kolam dari terpal, seng, drum, atau kolam permanen.
Bibit belut bisa langsung didapatkan dari sawah dengan cara memasang bubu, bisa juga membeli langsung di agen. Dengan pemilihan bibit yang baik serta pembuatan media yang mirip aslinya, dalam waktu 1 tahun belut sudah bisa dua kali dipanen untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Belut jarang terserang penyakit, namun yang perlu diperhatikan adalah menjaga belut peliharaan kita agar tidak dimakan oleh predator seperti katak, ular, burung, kucing, jaga media agar tidak kekeringan.
Peluang Bisnis Belut Ternak
Permintaan belut ternak di pasaran yang terus meningkat baik dalam maupun luar negeri merupakan peluang tersendiri bagi peternak belut, mulai dari pembibitan hingga pembesaran. Peluang ekspor belut ternak bisa sampai negara Jepang, Hongkong, Cina, Malaysia, Taiwan, Korea, hingga Singapura karena di negara-negara tersebut daging belut diyakini mampu meningkatkan stamina tubuh. Sekarang permintaan belut dari Indonesia juga merambah ke negara-negara Amerika Serikat, Australia sampai ke negara-negara Eropa. Di negara-negara tersebut belut hanya dijumpai di restoran-restoran mewah dan hotel berbintang. Belut yang diekspor adalah dalam bentuk belut segar (fresh eels), belut beku (frozen eels) dan belut asap (smoked eels).
Kini dengan sentuhan tangan-tangan kreatif, hasil daging belut bisa diolah menjadi camilan keripik belut yang sangat diminati konsumen. Tentu hal ini merupakan suatu peluang usaha baru.
Ada beberapa hasil olahan daging belut yang bisa menginspirasi Anda untuk membuka peluang usaha baru yaitu : abon belut, dendeng belut, keripik belut, rumah makan dengan menu beraneka masakan belut dimana konsumen bisa langsung memancing / menangkap belut pesanannya di kolam.
Hitung-hitungan berbisnis ternak belut
Panen Belut :
Panen belut ini bisa dilakukan dengan cara menguras kolam serta memisahkan lumpur dengan belut yang telah berusia 6 sampai dengan 8 bulan.
Cara membudidayakan belut ini tentunya sangat mudah bukan, Nah setelah mengetahui bagaimana cara berbudidaya belut maka berikut ini akan kami berikan Analisa Usaha dari budidaya belut sebagai berikut :
Modal Awal | Nilai (Rp) |
Bibit belut (@Rp. 20.000 x 3 kg)
Kolam beton (3 m x 3 m x 1 m Rp. 300.000 Bahan pendukung, jerami dan sebagainya Selang air 10 meter Baskom / ember besar 2 buah |
60.000
300.000 400.000 50.000 40.000 |
Total Modal Awal | 850.000 |
Biaya Operasional
Pakan belut Rp. 250.000 x 4 minggu Biaya transportasi Biaya lainnya |
1.000.000 200.000 100.000 |
Total Biaya Operasional | 1.300.000 |
Pendapatan
Penjualan hasil panen (Rp. 17.000/kg x 5 kg x 30 hari) = Rp. 2.550.000 Laba Bersih Rp. 2.550.000 – Rp. 1.300.000 = Rp.1.250.000 |
Nah itulah hitungan untuk usaha pembudidayaan belut, hitungan tersebut hasilnya berbeda – beda untuk setiap daerah, sehingga Anda bisa menghitungnya sesuai dengan daerah tempat Anda berada.