Anatomi Sistem Saraf – Dalam mempelajari anatomi sistem saraf dibutuhkan ketekunan dan ingatan yang tajam. Hal ini karena akan dijumpai banyak istilah yang menurut orang awam akan sulit melafalkan dan mengingatnya. Mengetahui anatomi bagian tubuh manusia ini adalah hal yang penting mengingat saraf menjadi salah satu ‘pemegang kartu truf’ untuk kelancaran kehidupan manusia.
Anatomi dilihat dari asal usul katanya berasal dari bahasa Yunani anatomia-anatemnein yang artinya memotong. Secara istilah anatomi diartikan sebagai cabang dari ilmu biologi yang memiliki hubungan dengan struktur makhluk hidup. Jadi anatomi sistem saraf berarti struktur dan organisasi yang ada pada sistem saraf.
Pengertian dan Cara Kerja Saraf
Sistem saraf dimaknai sebagai rangkaian organ tubuh yang kompleks serta saling bersambungan dan terdiri dari beberapa jaringan syaraf. Dari saraf inilah, apa yang terjadi di dalam tubuh serta adanya stimulus dari luar diatur dan dikendalikan. Anggota tubuh yang bergerak baik secara terencana ataupun dengan gerakan refleks diatur oleh sistem saraf.
Bagaimana saraf bisa berperan dalam aktifitas manusia? Misalnya seseorang yang melakukan gerakan berkedip karena silau dengan sinar cahaya. Pada stimulus berupa sinar datang mengenai mata, stimulus ini diterima oleh bagian reseptor yang keberadaanya ada di organ dalam yang disebut dengan reseptor somatic maupun yang ada diluar yang dinamakan dengan reseptor visceral.
Di tangan reseptor inilah rangsangan tadi diubah menjadi impuls listrik yang ada di seluruh saraf diteruskan sampai ke otak dan di medulla spinalis yang selanjutnya akan menerjemahkan dan mengintegrasikannya sehingga muncul respon berupa gerakan mengedip.
Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer
Struktur pada sistem saraf manusia terdiri dari dua bagian yakni Sistem Saraf Pusat serta Sistem Saraf Perifer.
Sistem Saraf Pusat dibentuk atas dua hal yakni otak serta sumsum tulang belakang atau medulla Spinalis. Sedangkan sistem saraf tepi atau perifer terdiri dari saraf kraniospinal atau sistem saraf sadar serta saraf otonom atau saraf tak sadar.
A. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat atau SSP berfungsi sebagai pusatnya pengaturan informasi. Semua yang dilakukan tubuh ada di bawah kendali sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak serta medulla spinalis. Keberadaan otak dilindungi oleh tengkorak sedangkan medulla spinalis atau sumsum tulang belakang dilingkupi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua bagian sistem saraf pusat ini bungkus selaput meningia yangberfungsi sebagai pelindung sistem saraf halus, pembawa serta sebagai pihak yang memperkecil adanya benturan dan goncangan dengan cara mensekresi cairan serebrospinal.
Otak
Setelah dilakukan berbagai penelitian didapat kesimpulan jika otak yang ada pada manusia bobotnya 2% dari berat tubuh secara keseluruhan. Meski ‘hanya’ memiliki berat 2% nya saja, tapi otak ini bisa mengkonsumsi sebanyak 25% oksigen.
Posisi otak ada di rongga tengkorak. Otak manusia dibedakan menjadi 2 bagian yakni otak bagian kanan dan otak bagian kiri. Karena adanya pindah silang pada jalur-jalur spinal, maka kedua belahan otak ini bertanggung jawab terhadap bagian tubuh yang berlawanan. Otak yang kanan mengendalikan bagian tubuh yang kiri dan sebaliknya otak yang kiri mengendalikan bagian tubuh yang kanan.
Struktur otak dibagi menjadi 4 bagian, yakni:
Otak besar (cerebrum)
Cerebrum ini menjadi pusat kesadaran, ingatan, kecerdasan serta kemauan. Cerebrum sesuai dengan fungsinya dibagi menjadi 4 bagian:
- Cerebrum depan sebagai pusat gerakan otot
- Cerebrum tengah sebagai pusat untuk perkembangan ingatan dan kecerdasan
- Cerebrum samping sebagai pusat pendengaran
- Cerebrum belakang sebagai pusat penglihatan
Otak tengah (mesensefalon)
Otak di bagian tengah tengah berhubungan dengan sistem penglihatan serta pendengaran.
Otak kecil (cerebelum)
Di otak kecil ini masalah keseimbangan serta posisi tubuh dan juga gerakan otot yang diasadari diatur.
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Fungsi dari sumsum lanjutan ini sebagai pengatur gerakan jantung, pernapasan serta gerak alat pencernaan.
Medulla Spinalis
Medulla Spinalis memiliki fungsi sebagai pengendali berbagai macam aktifitas dalam tubuh. Melewati traktus asenden serta desenden, medulla spinalis ini mengirim informasi dari otak menuju otak lagi. Dilihat dari bentuknya, medulla spinalis ini bentuknya silinder yang berongga dengan permukaan pipih. Ukuran rata-rata dari diameter medulla spinalis ini sekitar 42 cm.
B. Sistem Saraf Tepi atau Perifer
Sistem saraf tepi atau perifer terbagi menjadi 2 bagian yakni sistem saraf sadar serta sistem saraf tidak sadar atau otonom. Sistem saraf sadar mencangkup kranila atau sistem saraf kepala. Sedangkan, sistem saraf tidak sadar atau otonomnya dibagi lagi menjadi dua bagian yakni saraf simpatik serta parasimpatik.
Dilihat dari fungsinya, sistem saraf perifer dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
- Saraf aferen atau sensorik. Fungsi dari saraf ini adalah untuk menghubungkan atau melanjutkan informasi yang berasal dari reseptor ke bagian Sistem Saraf Pusat.
- Saraf eferen atau motorik. Saraf ini tugasnya untuk meneruskan informasi yang sudah diolah di Sistem Saraf Pusat menuju kelenjar dan otot.
1. Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar atau kraniospinal adalah saraf yang menjadi pengatur aktifitas tubuh (gerakan) yang terjadi karena dilakukan dengan sadar. Sistem saraf ini dibagi menjadi 2 bagian yakni kranial dan spinal.
Saraf Kranial
Saraf cranial ini berasal dari otak. Ada bagian dari saraf cranial ini yang hanya terdiri dari serabut sensorik saja, tapi sebagian besar daris araf ini terdiri dari serabut sendorik dan juga serabut motorik. 12 pasang saraf kranial berupa: Saraf Olfaktorius – Saraf Optik – Saraf Okulomotorius – Saraf Traklear – Saraf Trigeminal – Saraf Abdusen – Saraf Fasial-Saraf Vestibulokoklearis – Saraf glosofaringeal – Saraf Vagus – Saraf Aksesori Spinal Saraf Hipoglosal.
Saraf Spinal
Saraf Spinal ini terdiri dari 31 pasang yang bermula dari korda melewati ventral (anterior) dan radiks dorsal (posterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion ini, dua radiks bergabung menjadi satu saraf spinal. Saraf Spinal ini merupakan antara motorik dan sensorik yang membawa informasi yang melewati neuron eferen baik pada saat menuju korda maupun sewaktu meninggalkannya. Disamping melewati neuron eferen, pada waktu balik dari korda, saraf spinal juga melewati foramen intervertebral dan dari sini saraf ini ‘membelah diri’ menjadi 4 cabang yakni: ramus dorsal, meningeal, visceral dan ventral.
2. Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Sistem Saraf Otonom adalah sistem saraf yang menginversi seluruh otot polos seperti yang ada pada pembuluh darah, visera oleh medulla, korteks serebral dan juga pusat tambahan yang ada pada formasi reticular otak. Visera bertugas meneruskan informasi berupa rasa nyeri, rasa kenyang serta informasi yang ada hubungannya dengan tekanan darah, jantung serta pernapasan yang dibawanya menuju Sistem Saraf Pusat melalui jalan yang sama seperti yang dilewati oleh saraf motorik visceral yang ada pada Sistem Saraf Otonom. Sistem saraf ini dibagi menjadi 2 bagian yakni sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
- Sistem Saraf Simpatik fungsinya untuk mengatur berbagai organ tubuh agar bekerja sebagaimana mestinya misalnya memperbesar pupil, mempercepat denyut jantung, mengatur aliran ludah, menghambat sekresi pada pencernaan serta menghambat terjadinya kontraksi pada kandung kemih.
- Sistem Saraf Parasimpatik memiliki fungsi yang berlawanan dengan sistem saraf simpatik. Misalnya mengecilkan pupil, memperlambat denyut jantung, merangsang terjadinya aliran ludah, merangsang skresi pada pencernaan dan membuat kantong kemih kontraksi.
Demikian penjelasan singkat tentang anatomi sistem saraf. Semoga bermanfaat.