Cara Mengatasi Anak Terkena Diare – Diare merupakan suatu kondisi dimana frekuensi buang air besar lebih sering dan bentuk feses lebih tipis dari biasanya diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat pada saat yang sama, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan tubuh dan elektrolit. Sekitar 10% kejadian diare disertai diare, dengan dehidrasi atau kekurangan cairan berlebih. Bayi dan anak kecil lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi penting dalam menangani diare pada anak-anak. baca ulasan ini sampai akhir untuk mengetahui tentang diare dan cara mengobati diare pada anak.

Penyebab Diare Pada Anak

Penyebab diare pada anak yang paling banyak adalah yang baik Infeksi berupa infeksi virus, infeksi bakteri, dan parasit Infeksi Infeksi virus, terutama Rotavirus adalah penyebab utama diare menular pada anak-anak, sedangkan sekitar 10% -20% adalah infeksi bakteri dan kurang dari 10% adalah infeksi parasit.

Sebagian besar pemicu diare adalah karena makanan dan sumbernya. Air yang terkontaminasi Sedangkan penyebabnya non infe.

Efek Diare Pada Anak

Efek diare antara lain malabsorpsi karbohidrat atau gagal menyerap karbohidrat, gagal menyerap asam amino, protein, lemak, defisiensi imun dan terapi obat. Orang tua dapat melakukan tindakan pencegahan diare dengan benar dan efektif dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan selama 2 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI sesuai dengan usia anak, air minum yang telah direbus dan menggunakan air bersih secukupnya cuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar, buang air besar di toilet, dan membuang kotoran bayi dengan benar.

Anak dikatakan diare jika bentuk dan konsistensi feses anak dalam keadaan lembek hingga meleleh dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam 24 jam yang dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah atau berlendir.

Diare sendiri tidak selalu disertai dengan lendir atau darah di tinja. Secara umum diare bersifat akut, yaitu kurang dari 14 hari, tetapi jika diare berlanjut dan berlangsung selama 14 hari atau lebih maka diklasifikasikan sebagai persisten diare. Penyebab diare persisten adalah sindrom malabsorpsi infeksi dari beberapa patogen juga karena kekurangan seng, tidak mendapatkan ASI dan defisiensi atau defisiensi zat imun. Untuk mendeteksi faktor infeksi yang berperan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kultur feses dan analisis feses anak.

Baca Juga  5 Penyakit Menular di Musim Penghujan Yang harus Diwaspadai

Faktor Lain Diare Pada Anak

Cara Mengatasi Anak Terkena Diare
Cara Mengatasi Anak Terkena Diare

Faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain gizi anak. Interaksi diare dan nutrisi anak saling terkait. Diare menyebabkan malnutrisi dan malnutrisi akan memperparah diare. Oleh karena itu, pangan yang tepat dan memadai merupakan salah satu komponen utama dalam pengelolaan diare di rumah. Misalnya, bayi yang mendapat ASI lebih terlindungi dari penyakit infeksi, terutama penyakit diare.

Selanjutnya pada anak yang mengalami diare diperhatikan tanda-tanda mayor dehidrasi, seperti kesadaran anak, haus, anak, tanda mata cekung anak apakah ada air mata anak, dan pola nafas anak Sebutkan tanda-tanda dehidrasi pada anak-anak berikut ini keadaan anak umumnya dinilai dari sadar atau tidak keadaan mata cekung anak-anak keinginan untuk meminum anak mencubit kulit perut anak.

Untuk anak diare tanpa dehidrasi adalah anak dengan kesadaran dan kondisi umum yang baik mata anak tidak cekung atau cowong, dan mencubit kulit perut bisa langsung kembali.

5 Cara Cepat Mengatasi Diare Pada Anak

Para orang tua dapat mengambil 5 langkah mudah untuk menangani diare pada anak di rumah

Pertama, berikan cairan lebih banyak dari biasanya. Lanjutkan menyusui lebih sering dan lebih lama. Anak yang mendapat ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, berikan ASI yang biasa diminum dan ORS atau cairan rumah tangga lainnya seperti kaldu sayuran, air pati, air matang, dll.

Berikan oralit sampai diare berhenti. Jika muntah, tunggu 10 menit dan lanjutkan sedikit demi sedikit. ORS adalah campuran garam elektrolit ORS diberikan untuk menggantikan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang selama diare. Meski air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga oralit lebih disukai. Segera berikan oralit kepada anak bila anak diare, hingga diare berhenti Berikan formula oralit baru pada anak yang mengalami diare, formula oralit yang baru dapat dengan mudah ditemukan di apotek, toko obat, posyandu, polindes, puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.

Baca Juga  Hati-Hati! Jangan Sepelekan Penyakit Gigi Berlubang

Kedua, berikan zinc pada anak yang diare selama 10 hari berturut-turut meski diare sudah berhenti. Seng merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak. Seng dalam tubuh berkurang dalam jumlah banyak saat anak mengalami diare. Pemberian seng selama 10 hari telah terbukti membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan secara keseluruhan. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, atau dalam bentuk sediaan sirup seng. Jika anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat seng, ulangi pemberiannya dengan memberikan potongan yang lebih kecil diencerkan beberapa kali hingga sepertiga dosis penuh , beri anak makanan untuk mencegah malnutrisi.

Ketiga, Beri makan anak sesuai usianya dengan menu yang sama saat anak sehat. Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap kali makan. Berikan makanan kaya kalium , pisang, dan air kelapa hijau. Beri makan anak lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil setiap 3-4 jam. Setelah diare berhenti, berikan makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu.

Keempat, antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi dan hanya dibawah pengawasan dan anjuran dokter. Mengapa sebaiknya tidak memberikan antibiotik yang tidak sesuai indikasi? Karena selain bahaya resistensi kuman, pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat mematikan flora normal yang sebenarnya dibutuhkan tubuh . Efek samping penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah gangguan ginjal, fungsi hati dan diare akibat antibiotik. Ini juga akan menimbulkan biaya pengobatan yang tidak perlu.

Kelima, orang tua atau pengasuh wajib membawa anak kembali ke tenaga kesehatan jika frekuensi BAB anak cair. menjadi lebih sering, muntah berulang, anak terlihat sangat haus, makan dan minum sangat sedikit, mengalami demam atau gejala tambahan lainnya yang muncul saat merawat anak di rumah. Kotoran anak berdarah dan anak tidak mengalami peningkatan. Bagaimana pemberian obat Andiare pada anak yang sedang mengalami diare? Saat Anda mengalami diare, tubuh anak Anda bereaksi berupa peningkatan motilitas atau buang air besar untuk mengeluarkan kotoran atau racun.

Baca Juga  5 Bahan Tradisional Untuk Menghilangkan Bekas Cacar

Perut Anak akan merasakan banyak gerakan dan suara. Anti diare akan menghambat pergerakan tersebut sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan justru tersumbat keluar. Selain itu, anti diare bisa menyebabkan komplikasi yang disebut prolaps atau terperangkap di usus. Kondisi ini berbahaya karena membutuhkan pembedahan. Oleh karena itu, obat anti diare sebaiknya tidak diberikan untuk anak diare yang mengalami diare serta mengalami dehidrasi ringan-sedang atau bahkan dehidrasi berat, yaitu anak terlihat gelisah dan sangat rewel, lesu, lemas atau bahkan tidak sadarkan diri, mata anak terlihat sangat cekung atau cowong, Anak terlihat sangat haus atau bahkan malas untuk minum, dan kulit perut yang mencubit tidak segera kembali. Hal ini sangat saya anjurkan kepada anak untuk dirawat di layanan kesehatan terdekat kecuali ada petunjuk dari dokter untuk memperbolehkan anak dirawat di rumah.

Jika dokter mengizinkan anak untuk dirawat di rumah, tanyakan daftar tindakan yang harus dilakukan terhadap anak di rumah Lingkungan rumah yang bersih dan sehat seperti ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, kebiasaan hidup bersih dan sehat, pengelolaan sampah rumah tangga yang baik dan memang benar, menggunakan jamban yang berfungsi baik untuk buang air besar kotoran bayi dibuang dengan benar, dan pembuangan kotoran rumah tangga secara teratur akan memberikan dampak yang signifikan tentang mencegah diare pada anak-anak.

Demikian ulasan lengkap Cara Mengatasi Anak Terkena Diare ini, semoga manfaatnya bisa diambil.