Konstipasi merupakan istilah dalam kedokteran untuk penyakit sembelit. Konstipasi atau sembelit adalah penyakit yang berhubungaan dengan pencernaan, yaitu mengerasnya tinja saat buang air besar sehingga orang akan kesulitan buang air besar, perut dan anus terkadang sakit, bahkan bisa berdarah. Bagi orang dewasa, konstipasi atau sembelit ini bisa langsung dirasakan dan biasanya akan segera berusaha mengatasinya. Namun hal ini akan cukup sulit ketika konstipasi pada anak yang terjadi. Anak biasanya takut untuk memberitahukan masalahnya kepada orang tua sehingga sembelit yang lama bisa menjadi sembelit kronis.

Orangtua harus bisa memberikan perhatian yang lebih kepada anak agar bisa mengetahui apa yang terjadi pada anak sebelum kondisinya semakin parah. Sembelit tidak hanya bisa diketahui secara fisik saja, melainkan juga secara psikologis. Setelah mengetahui bahwa anak menderita sembelit, maka orang tua bisa segera mengambil tindakan untuk mengatasi sembelit tersebut.

Penyebab Konstipasi

Sebelum mengetahui cara-cara mengatasi konstipasi pada anak, ada hal-hal yang perlu diketahui mengenai penyebab penyakit ini. konstipasi atau sembelit ternyata bisa terjadi karena bawaan. Hal itu bisa dilihat ketika bayi baru lahir. Dalam waktu kurang dari 24 jam, bayi biasanya mengeluarkan tinja pertamanya bewarna hitam. Jika hal ini tidak terjadi, maka kemungkinan ada kelainan pada usus bayi. Kelainan itu dinamakan hirschsprung.

Pada penyakit ini, terjadi sebuah kelainan bawaan berupa berkurangnya serabut syaraf pada selaput lendir usus besar, yang mengakibatkan usus besar kurang bergerak. Peristaltiknya juga berkurang. Hal tersebut mengakibatkan feses yang terbentuk tidak bisa melalui usus besar menuju anus dengan lancar. Bayi yang menderita kelainan ini, lama-kelamaan perutnya akan membuncit dan kekurangan gizi. Pembedahan adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.

Hal ini tentu berbeda dengan sembelit yang terjadi bukan karena kelainan dan anak-anak yang berusia 2 tahun keatas. Pada bayi dan anak-anak usia seperti ini, sembelit bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

  • Kurangnya asupan cairan yang dapat disebabkan karena kurangnya minum.
  • Konsumsi obat-obatan.
  • Jajanan sembarangan.
  • Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan sebagainya.
  • Jarang berolahraga.
  • Pada bayi, sembelit bisa terjadi saat transisi makanan, misalnya dari asi ke susu formula atau dari makanan bayi ke makanan padat
Baca Juga  Perlu Waspada, Berikut 6 Bahaya Asma Pada Ibu Hamil dan Cara Menghadapinya

Selain penyebab fisik seperti di atas, sembelit juga bisa disebabkan karena faktor psikologis. Hal itu dapat disebabkan karena rasa cemas, misalnya anak akan menghadapi suatu ujian atau sedang mengalami masalah. Stress juga bisa menjadi pemicu tarjadinya sembelit.

Emosional memang bisa menyebabkan resiko sembelit dan diare yang tinggi pada anak karena ketika emosi maka usus akan menegang sehingga gerak peristaltik usus terhenti dan usus kembali menyerap feses yang mengakibatkan tinja menjadi keras. Selain hal tersebut, perubahan gaya hidup seperti pergi liburan atau pindah ke lingkungan yang baru juga bisa menyebabkan sembelit pada anak. Terkadang anak-anak suka memasukkan benda asing ke dalam mulutnya, dan hal ini dapat berakibat munculnya penyakit ini.

Gejala Konstipasi

Gejala pasti dari penyakit ini adalah mengerasnya tinja sehingga menyebabkan frekuensi buang air besar yang menurun. Namun berkurangnya frekuensi ini juga harus diperhatikan. Misalnya, untuk bayi, biasanya buang air besar 6-10 kali sehari. Jika kurang dari jumlah itu maka bisa jadi anak sedang menderita sembelit.

sembelit pada anak

Pada anak berusia di atas 3 tahun, frekuensi biasa buang air besar ini berbeda-beda, ada yang 3 kali sehari atau hanya 1 kali sehari. Hal seperti ini haruslah diperhatikan. Biasanya jika anak-anak usia 2 tahun ke atas ini buang air besar kurang dari 3 kali sehari, bisa jadi anak sedang menderita sembelit.

Sembelit terjadi karena mengerasnya tinja yang bahkan menyebabkan berdarah saat buang air besar. Hal seperti ini dapat membuat anak malas untuk buang air besar karena takut dan sakit. Biasanya anak akan menghindar dan malas saat disuruh buang air besar.

Gejala lain juga bisa dilihat dari anak-anak yang nafsu makannya semakin berkurang, mudah tersinggung dan kurang aktif. Pada bayi, gejala ini dapat dilihat dari tubuhnya yang semakin lemas dan dingin. Apabila kita menekan perutnya, akan ada benda keras di sekitar perut bagian kiri bawah.

Baca Juga  Sofware dan Hardware untuk Menjadi Youtuber Gaming

Gejala-gejala tersebut merupakan gejala awal sembelit yang terjadi pada anak. Namun, sembelit ini bisa menjadi kronis bila tidak segera diatasi. Sembelit kronis terjadi jika sudah terjadi penyumbatan pada usus dan cara yang paling utama untuk mengatasi sembelit kronis adalah dengan pembedahan, Maka dari itu perlu diketahui cara-cara untuk mengatasi sembelit sedini mungkin sebelum menjadi kronis karena pada dasarnya, penyakit ini juga menyebabkan perubahan kondisi psikologis pada anak.

Mengatasi Konstipasi

Sembelit biasanya disebabkan karena kurangnya cairan. Cairan ini berfungsi untuk memperlancar tinja sehingga mudah untuk dikeluarkan. Makanan berserat juga diperlukan untuk mengatasi berbagai gangguan pencernaan termasuk sembelit ini. berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi sembelit yang bisa dilakukan sendiri sebelum berobat ke dokter:

  • Pada bayi, bisa diberikan papaya dengan jumlah tertentu setiap harinya untuk memperlancar pencernaan.
  • Berikan kebutuhan air putih yang mencukupi pada anak, biasanya 3 – 4 gelas per hari.
  • Berikan makanan-makanan berserat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan agar-agar. Serat memang sudah terbukti berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti sembelit. Serat akan membantu membersihkan usus sehingga usus akan tergerak untuk mengeluarkan kotoran.
  • Hindari memakan makanan cepat saji dan jajan sembarangan. Makanan cepat saji dan jajanan yang sembarangan biasanya tidak terlalu memperhatikan kebersihannya selain itu juga berkolestrol tinggi.
  • Perhatikan benda-benda yang dimainkan anak-anak. Jangan sampai tertelan atau termakan. Anak-anak biasanya suka memainkan benda-benda berukuran kecil dan memasukkannya ke dalam mulut, kemudian seringkali tertelan. Hal seperti ini juga bisa menyebabkan sembelit dan penyumbatan pada usus
  • Membiasakan anak untuk berolahraga ringan seperti berlarian atau bermain sepeda. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong gerak peristaltik pada usus.
  • Mengusahakan agar anak makan secara teratur.
  • Membiasakan anak untuk rutin ke toilet, misalnya beberapa menit setelah makan.
  • Tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk waktu yang lama.
  • Bantulah anak untuk menyelesikan masalahnya sehingga tidak memicu stress atau ajaklah pergi bermain atau berlibur yang menyenangkan.
Baca Juga  3 Efek Samping Konsumsi Kunyit Putih Berlebihan

Apabila hal-hal tersebut sudah dilakukan, namun anak-anak masih saja menderita sembelit, segeralah konsultasikan semuanya ke dokter. Dokter biasanya akan memeriksa terlebih dahulu penyebab sembelit ini, kemudian memberikan saran pengobatannya.

Pengobatan yang dilakukan dengan mencolok anus menggunakan larutan gliserin atau memberikan obat pencahar agar buang air besar anak menjadi lancar. Namun, jika penyakit ini sudah kronis, maka dokter dengan terpaksa akan melakukan pembedahan.

Maka dari itu, bagi orang tua perlu memberikan perhatian yanglebih kepada anak-anak walaupun hal sekecil apapun itu. Sembelit ini biasanya merupakan penyakit yang seringkali terabaikan, padahal dapat juga membahayakan dan mengganggu kondisi psikologis pada anak. Sebelum terjadi penyakit seperti ini, ada baiknya orang tua selalu membiasakan anak untuk minum air putih, mencegahnya untuk menahan buang air besar dan mencegahnya makan makanan cepat saji atau makanan ringan.

Demikianlah artikel seputar konstipasi pada anak. Semoga bermanfaat.