Sistem Pernapasan pada Burung – Setiap makhluk hidup yang masih bernyawa tentu saja harus bernapas untuk mempertahankan kesempatan hidup yang dimilikinya. Kali ini, pembahasan akan mencakupsistem pernapasan pada burung. Sangat penting untuk mengetahui bahwa sistem pernapasan pada makhluk hidup memang tergolong rumit. Ada banyak hal-hal yang menarik untuk dipelajari jika kita membicarakan persoalan ini.
Sebenarnya, burung itu makhluk seperti apa? Diduga, burung adalah keturunan dari dinosauraus yang mulai terbang sejak 150 juta tahun silam. Akan tetapi, tidak semua burung bisa terbang meski memiliki bulu unggas. Jika ditimbang, bulu unggas ini sangat ringan.
Akan tetapi, setiap bulu saling terhubung dengan bagian yang disebut ruit. Ruit adalah semacam kait yang membuat bulu cukup kuat untuk terbang. Angsa diperkirakan memiliki dua ribu bulu sementara burung angklung mempunyai seribu helai bulu.
Tiap burung memiliki empat jenis bulu, yaitu bulu utama yang ukurannya besar atau dikenal dengan istilah bulu sayap, bulu sekunder yang lebih kecil, bulu halus tersembunyi, dan bulu luar. Setiap jenis burung mempunyai warna bulu, bentuk formasi, dan pola yang berbeda.
Burung tidak melahirkan melainkan mengerami telurnya di sarang hingga menetas. Begitulah kira-kira penjelasan singkat tentang apa yang dimaksud dengan burung.
Kini saatnya membahas tentang sistem pernapasan pada burung. Hewan ini mempunyai beberapa alat pernapasan. Ada lubang hidung luar di pangkal paruh atas. Lalu, ada pula lubang hidung dalam yang berada di langit-langit mulut seekor burung. Di dalam faring terdapat celah tekak yang juga menghubungkannya ke trakea.
Apakah yang dimaksud dengan trakea? Trakea adalah sekumpulan tulang rawan dengan bentuk melingkar. Trakea memiliki percabangan yang disebut bronkus. Lalu, ada siring yang merupakan alat suara. Terakhir, ada paru-paru yang melengkapi sistem pernapasan pada burung. Paru-paru ini ukurannya relatif kecil dan menempel di dalam rongga dada.
Paru-paru burung memiliki susunan yang istimewa karena terdiri atas bronkus primer dan mesobronkus. Bronkus primer ini memiliki hubungan langsung dengan mesobronkus. Sementara mesobronkus ini istilah untuk menyebut bronkiolus yang ukurannya paling besar.
Mesobronkus pada burung masih memiliki cabang lagi, berupa dua set bronkus sekunder anterior yang disebut juga dengan istilah ventrobronkus dan bronkus sekunder posterior yang juga dikenal dengan nama porsobronkus. Di antara kedua bronkus ini, terdapat penghubung yang disebut parabronkus.
Nah, parabronkus ini jumlahnya sangat banyak, mencapai angka seribu buah. Setiap parabronkus mempunyai garis tengah lebih kurang 0,5 mm.
Paru-paru adalah organ yang istimewa. Paru-paru pada burung masih dibungkus oleh semacam selaput yang disebut pleura. Organ ini juga berhubungan langsung dengan kantong udara yang dikenal dengan nama sakus pneumatikus. Kantong udara ini biasanya terdapat di pangkal leher, ketiak, rongga dada, dan antartulang korakoid.
Setiap burung memiliki sembilan buah kantong udara yang tersebar di seluruh bagian tubuhnya. Ada dua buah di daerah leher. Ada dua buah juga di dada bagian depan. Satu buah kantong udara yang berada di antara tulang selangka. Empat buah kantong udara lainnya terdapat di perut dan dada belakang, di setiap tempat ada dua buah.
Sebenarnya, apa keistimewaan kantong udara atau sakus penumatikus ini? Ternyata, organ ini mempunyai banyak sekali fungsi bagi seekor burung. Alat ini yang digunakan untuk bernapas saat terbang. Kantong udara juga berguna untuk memperkeras suara burung karena mampu memperbesar ruang siring.
Selain itu, saat burung berenang organ inilah yang berguna untuk memperbesar atau memperkecil berat jenis tubuh hewan ini. Lalu, jika udara tidak bersahabat karena terlalu dingin, kantong udara juga berguna untuk menyelubungi organ dalam sehingga mencegah timbulnya rasa dingin.
Yang terakhir, kantong udara juga berfungsi untuk mengurangi panas badan yang hilang saat dibutuhkan. Jadi, terlihat dengan jelas betapa pentingnya keberadaan kantong udara atau sakus pneumatikus ini.
Lalu, apa yang terjadi saat burung menarik dan mengembuskan napas? Peristiwa yang terlihat sederhana ini ternyata merupakan suatu proses yang lumayan rumit. Ada tahapan yang harus dilalui sebelum seekor burung berhasil menghirup oksigen atau membuang karbondioksida.
Saat burung tidak sedang terbang, mereka mengambil udara dengan menggerakkan tulang rusuk ke arah depan bawah. Seiring dengan kegiatan itu, rongga dada akan membesar akan tetapi tidak demikian dengan tekanan udaranya, yang terjadi adalah tekanan udara berkurang atau mengecil. Pada tahap ini, paru-paru akan mengembang sedangkan tekanan di rongga paru-paru malah mengecil.
Setelah proses tersebut terjadi, udara pun masuk ke dalam paru-paru sebagai konsekuensinya. Udara menyelusup ke dalam rongga dada melalui lubang hidung luar, lubang hidung dalam, celah tekak, trakea, siring, sampai berakhir di dalam paru-paru. Dari sana, udara bergerak menuju parabronkus dan masuk ke dalamnya. Nah, di dalam parabronkus inilah terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida.
Lalu, apa yang terjadi saat seekor burung membuang napas? Pertama-tama, tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Hal itu diikuti dengan membesarnya tekanan di area rongga dada. Otot-otot dada mulai bekerja dengan mengecilkan rongga dada. Ruangan pada paru-paru menjadi menyempit karena mendapat tekanan, sementara kekuatan tekanan kian meningkat.
Sebagai akibatnya, udara pun keluar menuju kantong udara dan paru-paru. Nah, tatkala udara melewati paru-paru inilah terjadi lagi pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.
Burung adalah hewan yang istimewa. Sistem pernapasan hewan ini saat diam dengan saat terbang mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Jika saat diam burung menggunakan paru-paru untuk bernapas, ketika mereka terbang yang dimanfaatkan adalah kantong udara antartulang korakoid. Ada proses panjang yang cukup menarik untuk disimak. Ingin tahu?
Ketika burung mulai terbang, mereka akan mengangkat dan mengepakkan sayapnya. Nah, aktivitas ini akan menjadi penyebab terjepitnya kantong udara antartulang korakoid. Sebaliknya, kantong udara yang terletak di area sekitar ketiak akan mengembang. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa udara akhirnya pun masuk ke dalam kantong udara yang berada di bawah ketiak tersebut.
Udara pun masuk yang dikenal juga dengan istilah inspirasi. Kemudian, hal itu diikuti dengan terjadinya pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida di dalam paru-paru burung. Maka, burung pun sudah melakukan aktivitas menarik napas.
Selanjutnya, gerakan burung yang tak berhenti menempatkan sayapnya berada dalam posisi turun ke bawah. Hal itu membuat kantong udara yang ada di bawah ketiak pun menjadi terjepit. Sebagai konsekuensinya, kantong udara antartulang korakoid pun menjadi mengembang sempurna dan yang terjadi selanjutnya adalah, udara pun masuk ke dalam kantong udara antartulang koraoid.
Hal tersebutlah yang menjadi penyebab terjadinya pertukaran antara oksigen dan karbondioksida. Itulah yang kira-kira terjadi saat burung bernapas, baik dalam posisi diam ataupun dalam posisi terbang. Dari hal terbut, kita bisa belajar bahwa sistem pernapasan pada burung tergolong unik dan sangat menarik untuk dipelajari.