Sejauh ini barangkali kita seringkali mendengar arti burnout untuk menggambarkan depresi karena pekerjaan. Tetapi akhir-akhir ini seringkali tersebar di sosial media tentang arti lain, yaitu boreout syndrome.
Beberapa orang yang mungkin beranggapan jika boreout dan burnout syndrome ialah satu hal sama. Kenyataannya, boreout serta burnout syndrome ini tidak sama
Burnout syndrome umumnya terkait dengan kecapekan karena pekerjaan yang terlalu banyak. Sedang boreout syndrome ialah hal yang sebaliknya.
Syndrome ini disebabkan karena rasa jenuh yang ada karena beragam hal misalnya:
- Perasaan kurangnya tujuan yang dirasakan karyawan dalam tempat kerja
- Minimnya stimulasi intelektual
- Minimnya potensial untuk maju
Mengenal Boreout Syndrome, Rasa Jenuh Karena Pekerjaan yang Monoton
Teori boreout syndrome sendiri pertama-tama dikembangkan pada tahun 2007 oleh Philippe Rothlin serta Peter Werder. Kedua orang ini menggambarkan syndrome ini merupakan kesetidakimbangan di antara waktu untuk kerja dengan jumlah pekerjaan yang harus ditangani.
Dalam kalimat lain, dapat disimpulkan jika syndrome ialah satu sindrom yang terjadi sebab tidak ada pekerjaan yang dapat dikerjakan di kantor atau jumlah pekerjaan yang begitu sedikit yang mengakibatkan seorang jadi merasa jenuh.
Bila diperhatikan secara sepintas, sindrom ini terlihat tidak beresiko. Sebab mempunyai sedikit pekerjaan serta tanggung jawab mungkin jadi impian kebanyakan orang.
Tetapi lama kelamaan, ini akan berefek pada situasi psikologis karyawan. Syndrome akan mengakibatkan karyawan merasa kekurangan tujuan dalam bekerja, merasa tidak tertarik, frustasi yang mengakibatkan stres berkelanjutan, apatis serta masalah fokus.
Lalu, bagaimanakah cara untuk mengetahui jika kita atau karyawan kita mengalami boreout syndrome? Mereka yang alami syndrome ini akan merasakan beberapa hal seperti berikut untuk suatu gejala:
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Ada perasaan malu serta bersalah
- Berasa tidak ‘nyambung’ saat kerja
- Mengalami krisis jatidiri sosial
- Merasa tidak bermanfaat untuk lingkungan sekitar
Stres
Syndrome yang dirasa oleh beberapa karyawan harus segera ditangani supaya tidak memunculkan kerugian buat perusahaan. Misalnya seperti karyawan yang tidak melaksanakan pekerjaannya, ketidakhadiran karyawan, tingginya tingkat turnover karyawan dan pengunduran diri.
Untuk menangani boreout syndrome yang terjadi maka beberapa cara berikut ini dapat dilakukan:
1. Menjawab beberapa pertanyaan
Untuk mengatasinya beri jawaban jujur pada pertanyaan berikut ini :
- Berapa lama hal itu telah terjadi?
- Apa yang menjadi pemicunya?
- Apakah yang dapat dilakukan untuk membawa perkembangan positif?
jika pertanyaan-pertanyaan itu bisa terjawab yang pasti kita maupun karyawan kita sudah bisa menentukan mana yang menjadi prioritas dan mana yang bukan.
2. Memisahkan kehidupan kantor serta pribadi
Di saat jam kerja usai, maka betul-betul meninggalkan hal yang terkait dengan pekerjaan. Kerjakan saja hal yang bisa membuat kita jadi semangat dan senang seperti melihat TV, olahraga, pergi jalan-jalan dan lain-lain.
3. Berbicara dengan spesialis
Saat situasi sudah di rasa makin kronis, maka jangan ragu untuk pergi serta terlibat perbincangan dengan tenaga profesional, seperti psikolog supaya mereka dapat menolong kita.
Itulah Boreout Syndrome, Gejala dan Permasalahannya. Semoga kita semua terhindar dari masalah yang seperti itu dan bisa beraktifitas dengan semangat membara dan niat bekerja secara sungguh-sungguh. Semoga bermanfaat dan Terimakasih sudah mampir di website saya sob.