Budidaya di Lahan Sempit – Semakin banyaknya pemukiman dan bangunan-bangunan lain membuat lahan pertanian dan peternakan menjadi sempit. Melihat hal tersebut banyak orang yang melakukan budidaya di lahan sempit. Budidaya tersebut dapat berupa budidaya tanaman dan juga budidaya hewan.
Perlu pengetahuan dan kerja keras dalam membangun usaha budidaya ini. Menggunakan lahan sempit sebenarnya justru akan mengurangi ongkos membeli lahan yang luas. Pengawasan juga dapat dengan mudah dilakukan di lahan sempit. Tapi, tak semua orang mengetahui tentang teknik memanfaatkan lahan sempit tersebut.
Lahan yang sempit dapat berguna jika kita mau sedikit saja belajar dan berusaha. Berikut ini kita akan membahas berbagai budidaya di lahan yang sempit, baik budidaya tanaman maupun budidaya ikan.
Budidaya Tanaman Secara Vertikultur
Jika kita punya sisa pekarangan yang kosong di rumah, kita bisa menggunakannya untuk budidaya tanaman. Budidaya tanaman yang dapat kita lakukan adalah dengan teknik vertikultur.
Dilihat dari namanya vertikultur berasal dari gabungan kata vertikal dan kultur. Vertikal, ya, tanaman pada budidaya ini disusun secara vertikal. Penyusunan yang vertikal ini tentu akan mengoptimalkan penggunaan lahan yang sempit.
Namun, bagaimana bisa tanaman disusun vertikal? Apa susunannya tidak mengganggu sistem kerja tanaman yang membutuhkan sinar matahari yang sama cukupnya?
Teknik ini memiliki beberapa model yang bisa diterapkan, yaitu model tempel, model gantung, model tegak, dan model rak. Kita bisa memilih salah satu di antaranya sesuai dengan keinginan dan luas lahan kita.
Tanaman yang dapat dibudidayakan menggunakan metode ini antara lain tanaman hias, tanaman sayuran, dan tanaman obat. Tanaman sayuran yang bisa kita pilih, misalnya kangkung, sawi, bayam, dan bawang prei.
Budidaya tersebut tentu dapat kita manfaatkan sendiri sebagai asupan makanan keluarga. Jika kita serius, kita bisa memanfaatkannya untuk bisnis juga. Langkah-langkah untuk budidaya tanaman dengan teknik ini, antara lain sebagai berikut.
- Menyiapkan tempat penanaman
- Menyiapkan media tanam
- Menyiapkan bibit tanaman
- Pemeliharaan
Pertama adalah menyiapkan tempat penanaman. Tempat tanaman vertikultur dapat dibuat dari kayu. Kayu tersebut dapat kita buat menjadi rak-rak. Rak tersebut biasanya disusun dengan tingkatan yang berbentuk seperti tangga.
Pada rak-rak tersebut dapat dipasang talang air yang sudah dilubangi. Selain talang air, media lain seperti pot dan botol plastik bekas juga dapat digunakan.
Setelah tempat penanaman siap, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Media tanam dapat dibuat dengan mencampurkan pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan yang sama.
Bibit tanaman apa yang akan kita pakai? Kita bisa memilih tanaman yang kita sukai, misalnya cabai. Kita semaikan dulu biji cabai itu di tempat lain. Setelah tumbuh daun baru kita dapat pindahkan ke media tanam. Setelah proses penanaman selesai, maka yang perlu dilakukan adalah pemeliharaan.
Memelihara tanaman vertikultur hampir sama dengan memelihara tanaman di lahan biasa. Setiap hari kita perlu menyiramnya dua kali. Pupuk juga dapat kita gunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Bila ada tanaman yang mati dapat kita ganti dengan bibit yang baru. Memanen tanaman dengan teknik ini biasanya dengan mencabut sampai ke akarnya.
Menanam dengan teknik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah efisiensi lahan dan proses pengawasan dan pemindahan yang mudah.
Sedangkan kekurangannya adalah perlu menyediakan dan membuat tempat penanaman khusus. Tak ada salahnya mencoba metode ini karena hasilnya tanamannya juga dapat kita gunakan sendiri.
Budidaya Belut di Lahan Sempit
Budidaya di lahan sempit yang akan kita bahas selanjutnya adalah budidaya belut. Ya, belut memang masih kurang memasyarakat. Orang-orang lebih suka dengan jenis ikan lain, seperti lele atau mujair. Padahal belut memiliki kandungan gizi yang baik. Budidaya belut juga dapat dilakukan di lahan sempit. Bagaimana caranya?
Lahan yang sempit dapat digunakan untuk budidaya belut karena beluk dapat diternakkan di media drum. Drum yang digunakan dapat berbahan besi atau plastik.
Bahan plastik lebih disarankan karena tidak akan berkarat. Jika menggunakan bahan yang berkarat diharuskan untuk dibersihkan karatnya dan dicat ulang sampai kering.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan drum atau media ternaknya. Drum sebaiknya diposisikan mendatar. Hal tersebut agar tempat belutnya menjadi lebih luas.
Bagian bawah drum juga perlu dibuatkan tempat atau saluran pembuangan. Sedangkan bagian atasnya juga diberi peneduh. Peneduh dapat dibuat dari shading net atau bahan yang lebih murah.
Di bagian bawah drum akan diberi media tanah. Tanah yang digunakan adalah tanah yang bebas dari pasir dan mengandung unsur hara. Tanah tersebut dapat diambil dari tanah sawah. Ketinggian dari media tanah, yaitu sekitar 30 cm.
Setelah itu, masukkan air sampai tanah menjadi becek, tapi jangan sampai menggenang. Perlu juga diberikan EM dan mencampurnya bersama tanah. Selain tanah, dapat juga menggunakan media bokashi. Media ini dapat dibuat dari campuran jerami, dedak, batang pisang, dan pupuk kandang.
Bibit belut yang dimasukkan biasanya sekitar 2 kg. Pakan yang dapat diberikan pada belut, antara lain cacing, bekicot dan ikan-ikan kecil. Pakan tersebut merupakan pakan hidup.
Peternak belut biasanya juga membudidayakan pakan tersebut untuk mengurangi biaya pembelian pakan. Selain memberi pakan, air bersih juga perlu dialirkan pada drum.
Air bersih tersebut dapat dialirkan seperti hujan buatan. Hal tersebut untuk menjaga suhu air pada media ternak. Belut menyukai suhu 26-28 derajat Celsius. Belut ini dapat dipanen 3-4 bulan setelah proses budidaya.
Budidaya Gurame di Lahan Sempit
Selain belut, ikan gurame juga bisa menjadi alternatif ternak budidaya di lahan yang sempit. Gurame memiliki prospek bisnis yang baik karena populer di masyarakat. Rasanya juga banyak disukai.
baca juga: Kandungan Gizi Ikan Gurameh yang Luar Biasa
Bila selama ini gurame dikenal hanya dapat diternakkan di lahan kolam yang luas, maka anggapan itu salah. Ikan gurame dapat pula dibudidayakan di lahan yang sempit, seperti pekarangan rumah kita.
Gurame dapat dibudidayakan di lahan yang sempit. Hal tersebut karena Gurame merupakan ikan yang tidak membutuhkan banyak oksigen dan cenderung tidak banyak bergerak.
Kolam ikan gurame di lahan sempit dapat berupa kolam terpal atau kolam plastik. Tasikmalaya merupakan daerah yang banyak memiliki kolam plastik untuk beternak gurame. Mengapa menggunakan plastik?
Hal tersebut karena tanah di daerah tersebut tidak cocok untuk kolam, sehingga harus diberi plastik di dasar maupun di pinggirannya agar air tidak merembes.
Selain plastik, ada pula yang menggunakan terpal. Cara membuat kolam terpal, yaitu melubangi tanah sampai kedalaman tertentu. Setelah itu baru dipasangi dengan terpal.
Ada pula yang tidak sampai melubangi tanah. Hanya dengan membuat kolam di atas tanah dengan berbagai macam penahan dan melapisinya dengan terpal. Terpal yang digunakan harus benar-benar bersih, sehingga air tidak tercemar.
Pakan ikan gurame berupa pellet. Pemberian makan bisa dua kali dalam sehari. Tidak boleh memberi makan terlalu banyak karena sisa makanan akan mencemari air. Sisa makanan yang ada harus segera dibersihkan.
Demikian beberapa tanaman dan hewan yang dapat dilakukan budidaya di lahan sempit. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi Anda yang akan melakukan budidaya tanaman atau hewan di lahan yang sempit. Selamat mencoba.