Budidaya Ikan Nila – Budidaya ikan nila bisa dijadikan lahan bisnis yang menguntungkan. Akan tetapi Anda harus tahu dulu bagaimana cara budidaya yang benar. Pada artikel ini akan dibahas mengenai cara-cara membudidayakan ikan nila.
Analisa Bisnis Budidaya Ikan Nila
Sukses Memacu Pertumbuhan Ikan Nila
Berbagai kendala bisa muncul dalam mengembangbiakan nila ini. Dari mulai hal teknis hingga non teknis. Hal tersebut membuat banyak pembudidaya menjadi binggung bahkan hingga gulung tikar.
Akan tetapi hal seperti itu akan bisa diatasi jika menerapkan berbagai kiat sukses. Inilah enam buah jurus sukses dalam memacu pertumbuhan ikan nila.
Pakai kolam dalam
Dalam meningkatkan produksi ikan nila hal pertama yang dilakukan adalah pemilihan kolam. Kolam yang digunakan adalah kolam dalam, sekitar 100 hingga 130 cm.
Dengan menggunakan kolam dangkal maka sifat memijah nila tidak muncul. Oleh karena sifat tersebut biasanya muncul jika menggunakan kolam dangkal. Syarat kolam ideal harus diperhatikan. Syarat kolam yang ideal antara lain mudah dialiri air, tidak mudah bocor, sirkulasi merata, mudah dikeringkan, terkena sinar matahari, dan mudah panen.
Persiapan yang dilakukan harus tepat
Kedua tentunya harus melakukan persiapan yang tepat, apalagi kolam. Kolam yang menjadi wadah pemeliharaan nila hingga panen harus dipersiapkan lebih dahulu. Tahap-tahap dalam persiapan kolam antara lain perbaikan pematang, pengeringan, membuat kemalir serta kobakan, mengolah dasar kolam, pemupukan, pengapuran, pengairan, dan perendaman.
Pakai benih jantan dan unggul
Nila dengan kelamin jantan mempunyai kemampuan tumbuh dengan cepat serta ukuran yang lebih besar dari betina. Nila jantan tidak memunculkan sifat memijah sebab tidak memiliki rangsangan dari betina.
Selain dari kelamin jantan, lebih baik gunakan benih yang asalnya dari strain unggul. Strain unggul yang sekarang banyak digunakan adalah strain gesit. Ada beberapa syarat memilih benih, yaitu ukurannya seragam, umurnya muda, bentuk tubuh normal serta sehat.
Beri pakan yang tepat
Salah satu syarat wajib lainnya adalah pemberian pakan. Pakan yang paling bagus adalah mengandung protein minimal sebanyak 30 persen. Pakan yang diberikan adalah pakan pelet komersial. Bisa dengan mudah ditemukan di pasaran.
Pakan yang diberi harus disesuaikan dengan ukuran ikan sebab terkait dengan efisiensi pakan. Jangan berikan pakan kelebihan maupun kekurangan.
Berikan pupuk susulan
Pakan alami yang asalnya dari pemupukan pertama nantinya akan habis. Maka dari itu perlu ditambahkan pupuk pada kolam yang berisi ikan. Pupuk harus tepat terutama dari segi jenis maupun dosisnya. Bahan pupuk yang bisa Anda pakai adalah kotoran kambing, unggas, atau fermentasi dedak dicampur ragi.
Manajemen pemeliharaan yang baik
Pola manajemen adalah hal terakhir yang digunakan untuk memacu produksi nila. Pengelolaannya ditekankan di pemeliharaan kolam. Seperti pengaturan aliran dan tinggi air, penggantian air, memperbaiki pematang yang telah rusak.
Budidaya ikan nila tidaklah sesulit yang dipikirkan. Sebab tidak perlu lahan yang luas jika ingin membuat kolam. Hanya tinggal membuat kolam dari terpal.
Waktu yang dibutuhkan juga tidak banyak, hanya ketika santai. Penghasilan juga lumayan menggiurkan hingga 68 juta per panennya.
Cara Membudidayakan Ikan Nila
Nila adalah jenis ikan yang hidup di air tawar dan bisa dikonsumsi. Nila cenderung mudah dikembangbiakkan dan dipasarkan. Alasannya karena salah satu ikan yang paling banyak dikonsumsi sehari-hari.
Teknik budidaya mudah dan pemasaran luas, pembudidayaan ikan nilai layak sekali dilakukan. Inilah persyaratan dari lokasi untuk membudidayakan ikan nila.
- Tanah terbaik untuk membuat kolam adalah tanah liat atau lempung yang tidak berporos. Jenis tanah itu bisa menahan massa air meski pun massanya besar. Tanah itu juga tidak bocor jadi bisa dijadikan dinding kolam.
- Pilih yang kemiringan tanahnya baik. Kisarannya antara 3 hingga 5 persen agar memudahkan pengairan kolam.
- Pemeliharaan nila cocoknya dilakukan di dataran rendah hingga agak tinggi. Sekitar 500 m dpl.
- Kualitas air harus bersih, tidak tercemar oleh bahan kimia beracun, tidak keruh, tidak tercemar limbah pabrik atau minyak. Jika airnya keruh karena pelumpuran nantinya bisa memperlambat pertumbuhan ikan. Beda halnya dengan kekeruhan air yang disebabkan plankton. Air yang kaya akan plankton berwarna hijau kecokelatan atau kekuningan. Alasannya karena mengandung diatomae.
Namun untuk alga biru, kurang baik bagi pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan dari air yang kaya akan plankton harus tetap dikendalikan. Caranya dengan mengukur dengan alat yang bernama piring secchi. Angka kecerahan untuk di tambak dan kolam adalah 20-35 cm.
- Untuk air tenang, debit air yang baik adalah 8-15 liter per detik per hektar are. Pada perairan yang tenang dan bersih namun arusnya deras makia ikan tidak bisa berkembangbiak.
- Nilai pH airnya usahakan berkisar 6 hingga 8,5. Sedangkan yang paling optimal antara 7-8.
- Kadar garam air lebih baik 0 hingga 35 per mil.
- Optimalnya suhu air berkisar antara 25 hingga 30 derajat Celcius.
Analisa Keuntungan Usaha Ikan Nila
Membesarkan nila dimulai ketika benih baru berumur dua bulan. Saat itu ukurannya kira-kira sebesar jempol. Kemudian mereka dipelihara hingga beratnya mencapai 4 sampai 5 kilogram per bulannya. Perhitungan dari usaha pembesaran itu, antara lain.
Misalkan luas kolam 1000 meter persegi dan merupakan lahan sewa. Kemudian benih yang dibesarkan jumlahnya ada 60.000 ekor. Tenaga kerja untuk mengerjakannya ada dua orang dengan gaji 750.000 per bulan per orangnya.
Pembesaran dilakukan selama 4 bulan hingga benih beratnya mencapai 200 hingga 300 gram per ekornya. Kemudian total produksi yang dipanen kira-kira 10 ton.
Untuk modal sarana pembesaran :
Kolam 1000 m2 selama 4 bulan = Rp 1.200.000
Benih 60.000 ekor = Rp 9.000.000
Alat perikanan = Rp.500.000, jumlah semuanya menjadi 10.700.000 rupiah.
Untuk biaya operasional :
Pakan buatan = Rp 43.000.000
Tenaga kerja = Rp 6.000.000
Obat-obatan serta keperluan lain = Rp 5.000.000, jumlah semuanya menjadi 54.000.000 rupiah.
Untuk mendapatkan hasil total pengeluaran adalah modal sarana pembesaran ditambah biaya operasional, yaitu 10.700.000 + 54.000.000 = 64.700.000. Jadi itulah jumlah pengeluarannya.
Pendapatan atau Keuntungan
(Total Keseluruhan Panen Ikan x harga 1 kg ikan) – Biaya Operasional
(10000 kg x Rp 15000) – 64.700.000 = 150.000.000 – 64.700.000 = Rp 85.300.000
Makanan yang Baik untuk Nila
Nila ketika masih benih sukai dengan pakan berupa zooplankton atau plankton hewani. Contohnya adalah Moina sp., Daphnia sp., dan Rotifera sp. Selain itu juga menyukai alga atau lumut yang menempel di batu-batuan di habitat hidupnya.
Saat dibudidayakan ikan ini memakan tanaman air yang ada di kolam budidaya. Apabila sudah berukuran dewasa mereka diberi makan tambahan, misalnya pelet. Cepatnya pertumbuhan ikan yang dibudidaya tergantung pengaruh kimia dan fisika perairan serta interaksinya.
Contohnya, curah hujan yang tinggi tentu akan mengganggu pertumbuhan dari tanaman air. Jika begitu secara tidak langsung bisa memengaruhi pertumbuhan nila. Menurut hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan ikan nila lebih cepat apabila ada di kolam yang airnya dangkal. Penyebabnya yaitu pertumbuhan dari tanaman air bisa menjadi sangat cepat di air yang dangkal. Dengan begitu nila menerima pasokan makan yang cukup.
Laju pertumbuhan jantan bisa lebih cepat dari betina sebanyak 40%. Apalagi jika dia dipelihara dengan kelamin tunggal. Apabila sudah ada dalam ukuran 200 gram pertumbuhan nila akan melambat. Akan tetapi tidak terjadi halnya dalam nila jantan, justru mereka akan terus tumbuh dengan pesat.
Itulah pengetahuan yang bisa dibagi mengenai budidaya ikan nila. Semoga bermanfaat.