Bahasa merupakan media komunikasi agar anak bisa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Bahasa dapat berwujud lisan, tulisan, gambar, ataupun isyarat. Salah satu bentuk perkembangan bahasa adalah membaca. Kemampuan membaca anak dapat ditingkatkan dengan kartu huruf bergambar.

Membaca sebenarnya merupakan kegiatan untuk menerjemahkan gambar atau simbol ke dalam bentuk suara yang terangkai dalam susunan kata-kata. Media untuk mengenalkan membaca pada anak adalah kartu huruf bergambar.

Bagi anak, membaca dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengasah dan mengembangkan kemampuannya. Oleh karena itu, menumbuhkan minat baca sejak dini pada diri anak-anak sangatlah penting dilakukan.

Minat baca ini akan tumbuh jika seorang anak memiliki kemampuan membaca. Bila minat ini terus diasah dan dibiasakan, maka seiring proses, anak pun menjadi gemar membaca.

Ada tiga tahapan yang harus dilalui agar anak gemar membaca. Pertama, menumbuhkan minat membaca pada diri anak. Caranya, orang tua hendaknya memberikan media bacaan kepada anak. Salah satunya adalah kartu huruf bergambar. Kedua, menumbuhkan lingkungan yang kondusif. Ketiga, membiasakan anak untuk membaca setiap harinya.

Manfaat Membaca

Menanamkan kebiasaan membaca pada anak dapat memberikan banyak manfaat bagi proses tumbuh kembangnya, antara lain sebagai berikut.

Meningkatkan perbendaharaan kosa kata anak

Membaca akan menambah perbendaharaan kosa kata baru bagi anak. Dengan cara ini, anak dapat memahami beragam kata yang terdapat di sekitarnya. Menurut penelitian yang dilakukan Rhode Island Hospital Amerika, perbendaharaan dan pemahaman anak usia bayi yang sering dibacakan buku cerita akan meningkat hingga 40%, sedangkan yang tidak pernah dibacakan buku cerita hanya mencapai 16%.

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Anak yang memiliki perbendaharaan kosa kata lebih banyak akan mudah menjalin komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Mengenalkan berbagai konsep baru

Baca Juga  Mengenal Kebutuhan Anak Secara Detail

Dengan membaca, orang tua dapat memahamkan anak beragam konsep, seperti huruf, angka, dan warna.

Melatih kemampuan anak berpikir logis

Saat orang tua membacakan buku kepada anak, maka anak akan berusaha memahami sebab akibat dan terbiasa berpikir secara logis.

Melatih konsentrasi

Membaca membutuhkan perhatian. Hal ini sangat baik untuk melatih konsentrasi anak.

Mengembangkan kreativitas

Informasi yang diperoleh anak dari buku bacaan akan memancing rasa ingin tahu pada diri anak. Hal tersebut akan mendorong munculnya imajinasi dan daya kreativitas pada otak anak.

Menumbuhkan kedekatan orang tua dengan anak

Saat orang tua membacakan buku kepada anak, pada saat itulah terjalin komunikasi antara anak dengan orang tuanya. Hal tersebut akan membangun kedekatan emosional keduanya. Anak pun selalu merasa diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.

Menyiapkan anak menghadapi kehidupan nyata

Beragam cerita yang dibacakan orang tua kepada anaknya akan memperkaya khazanah pemikiran anak. Hal tersebut akan mematangkan kesiapan anak dalam memasuki kehidupan nyata. Sebab, bisa jadi pengalaman yang terdapat pada buku cerita tersebut akan dihadapi anak dalam kehidupan nyata.

Meningkatkan prestasi anak

Saat minat membaca sudah tumbuh pada diri anak, maka kelak ia tidak akan kaget menghadapi bangku sekolah. Ia tidak akan merasa tertekan dan dipaksa untuk belajar.

Penelitian yang dilakukan Perspektif Psychological Science menunjukkan bahwa membacakan buku kepada anak dengan gaya interaktif akan meningkatkan IQ anak hingga lebih dari enam poin.

Membentuk karakter anak

Buku bacaan merupakan salah satu sarana untuk membentuk kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua hendaknya selektif dalam memilihkan buku bacaan anak. Pilihlah buku-buku yang sarat nilai spiritual dan moral agar anak memiliki jiwa sosial dan keimanan yang tangguh.

Baca Juga  Obat Batuk Bayi yang Aman dan Ampuh

Luar biasa bukan? Ternyata ada banyak manfaat yang bisa didapatkan jika orang tua gemar membacakan buku kepada anak-anaknya sejak usia dini.

Manfaatkan Kartu Huruf Bergambar

Kemampuan membaca adalah salah satu persyaratan utama yang harus dipenuhi jika anak ingin mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Akibatnya, banyak orang tua yang ‘memaksakan’ anaknya bisa membaca sejak usia Taman Kanak-Kanak (TK).

Kartu Huruf Bergambar

Bahkan tak segan, orang tua pun mengikutkan anak pada bimbingan les membaca dan menulis. Padahal, usia TK adalah masa anak bermain. Mereka belajar dengan cara bermain. Tidak seperti pada pendidikan formal.

Selain itu, anak usia TK seharusnya tidak diberikan beban kemampuan membaca. Kemampuan ini sebenarnya baru disyaratkan untuk jenjang pendidikan SD.

Oleh karena itu, proses menumbuhkan minat membaca pada diri anak tidak boleh dipaksakan ataupun menggunakan metode sebagaimana dalam pendidikan formal. Melainkan dengan metode bermain sambil belajar. Salah satu contohnya adalah menggunakan kartu huruf bergambar.

Dengan kartu ini, anak seperti sedang menikmati sebuah permainan. Mereka tidak terasa bahwa permainan tersebut sebenarnya telah meletakkan dasar-dasar kemampuan membaca pada diri anak. Metode ini cukup menyenangkan karena anak diajari membaca dalam suasana bermain.

Mereka bisa melihat gambar sekaligus mencoba mengingat-ingat bentuk hurufnya. Lalu, menyusun huruf-huruf tadi menjadi rangkaian kata-kata sederhana. Dari sini, anak akhirnya belajar mengenal bentuk-bentuk huruf dan selanjutnya merangkainya menjadi sebuah kata.

Metode tersebut sangat efektif digunakan untuk pembelajaran pada usia TK. Pada usia ini mereka dilatih mengenal bentuk-bentuk huruf sebagai langkah awal agar anak bisa membaca.

Dengan metode ini, anak akhirnya terbiasa menyimak, lalu menyimpulkan. Anak pun dapat mengomunikasikan banyak hal lewat kartu huruf dan gambar melalui permainan.

Baca Juga  10 Pilihan Cerdas Nutrisi pada Anak

Mempersiapkan kemampuan membaca pada anak sejatinya adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Kemampuan berbahasa sangat menunjang perkembangan intelektual dan kreativitas anak. Untuk mengembangkan kemampuan ini, ternyata juga harus didukung dengan kemampuan lainnnya, seperti motorik, konsentrasi, kekuatan otot, dan konsep tentang ruang.

Dengan cara tersebut, membiasakan anak belajar membaca bukanlah hal yang memberatkan. Mereka bisa tetap enjoy. Sebab pada prinsipnya, anak-anak belajar melalui permainan. Sebagaimana yang diungkapkan Jean Piaget, anak-anak usia tujuh tahun ke bawah, belum mampu menerima pelajaran membaca, menulis, serta berhitung jika disajikan dalam kurikulum formal.

Oleh karena itu, membiasakan anak membaca pada usia tersebut harus dalam bentuk permainan serta aktivitas yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan usia anak. Misalnya melalui permainan, gambar, dan lagu. Dengan cara ini anak tidak akan merasa terbebani.

Jadi pada prinsipnya, orang tua tidak boleh memaksakan anak belajar membaca secara formal pada usia dini. Orang tua bisa mengenalkan anak pada bentuk huruf dan susunan kata melalui permainan.

Cara ini lebih disukai anak-anak. Dan pastinya akan lebih mudah dipahami anak-anak. Jadi, orang tua tidak perlu memaksakan anak-anak mengikuti bimbingan les membaca dan menulis. Melainkan, mereka sendirilah yang berperan sebagai guru bagi anak-anak.

Orang tua juga perlu menyadari, setiap anak adalah unik. Mereka memiliki kemampuan yang tidak boleh disamaratakan. Ada yang cepat menangkap pelajaran baru, ada pula yang lambat.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya sabar dalam menjalankan proses tersebut. Hal yang terpenting, buatlah anak-anak merasa nyaman saat belajar. Jauhkan dari keterpaksaan dan hal-hal yang memberatkan. Contohnya bermain dengan kartu huruf bergambar. Selamat mencoba