Anggaran belanja rumah tangga identik dengan seorang perempuan. Seorang perempuan yang telah menjadi istri secara otomatis menjadi seorang manajer rumah tangga. Manajer keuangan ini mengatur anggaran belanja dalam lingkup keluarganya.
Jika memang rezeki sedang berlimpah, pekerjaan suami bagus, dan pendapatan lancar di atas segala keperluan, maka enak saja berposisi sebagai pengatur anggaran rumah tangga. Namun, akan sangat berbeda keadaannya apabila keuangan tak selancar yang dikira. Ada saatnya rezeki tak sederas biasanya, atau bahkan ada beberapa suami yang harus mengalami PHK.
Peran seorang istri begitu penting dalam hal mengatur anggaran belanja rumah tangga mereka agar dapur tetap beroperasi, agar anak-anak tetap dapat minum susu dan bersekolah, dan agar semua tetap baik-baik saja seperti biasanya.
Dalam isu kenaikan BBM apalagi, setiap perempuan pasti mengerutkan kening menanggapinya. Berpikir keras bagaimana lagi cara mengatur anggaran rumah tangga agar keluarga kecilnya tetap dapat hidup dengan bahagia. Hidup tanpa meminta bantuan orang lain, memelihara kewibawaan suami, dan tentu saja tetap dapat memenuhi segala kebutuhan sang buah hati.
Anggaran belanja yang kian menyusut jika dibandingkan dengan kencangnya laju kenaikan harga, membuat para istri perlu untuk mempelajari berbagai cara agar dapat berhemat. Berhemat dengan bersahaja, bukan berarti memangkas anggaran untuk pos-pos yang memang seharusnya dipentingkan.
Berikut beberapa tips praktis untuk mengatur anggaran rumah tangga dalam situasi yang tidak kondusif.
1. Mengatur Anggaran Rumah Tangga – Dahulukan Kebutuhan
Dalam hidup manusia, pastilah kita mengenal ada dua hal yang sama-sama perlu untuk dipenuhi, yaitu keinginan dan kebutuhan. Jika anggaran belanja rumah tangga sedang sangat sehat, tak perlu kita pusing untuk memenuhi salah satunya terlebih dahulu. Apa pun bisa dibeli dan bisa dinikmati dengan anggaran belanja yang surplus. Mungkin hanya perasaan saja yang luput dari materi yang dapat dibeli dengan anggaran berlebih.
Ketika anggaran belanja mulai dalam keadaan yang kurang kondusif, maka istri perlu mencermati pos-pos mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Pemenuhan pos yang menjadi kebutuhan terlebih dahulu sungguh merupakan cara bijak untuk mengatur anggaran belanja rumah tangga.
Ada istilah lama yang mengatakan bahwa seorang istri yang baik, salah satunya ditandai dengan bagaimana caranya menjaga harta suami mereka. Jika harta suami atau penghasilan suami yang merupakan anggaran belanja rumah tangga tersebut dikelola dengan baik, maka semua diperkirakan akan berjalan dengan lancar pula.
Sebaliknya, apabila harta atau anggaran belanja yang diberikan oleh suami tidak diatur atau dipergunakan dengan cara yang kurang bertanggung jawab, maka kesulitan berikutnya akan muncul dalam episode berumah tangga antara dua insan tersebut.
Lalu, bagaimana cara membedakan kebutuhan dan keinginan? Membedakan kebutuhan dan keinginan merupakan sebuah hal yang cukup simpel. Dipikirkan saja apakah yang akan terjadi jika kita tak bisa memenuhi sebuah keadaan yang ingin dicapai.
Jika dengan tak mampunyai kita mencapai keadaan tersebut kemudian kita merasa tak bisa hidup, maka itu merupakan kebutuhan. Namun, sebaliknya apabila tanpa memenuhi sebuah pencapaian tersebut kita tetap baik-baik saja, maka itu adalah sebuah keinginan.
Data berikut akan mencoba menggambarkan sisi kebutuhan dan keinginan agar kita dapat mengambil manfaat dari pengaturan anggaran belanja rumah tangga sendiri.
Kebutuhan
- Tempat tinggal yang sehat.
- Makan secara teratur.
- Berpakaian rapi.
- Bersekolah.
- Refreshing.
Keinginan
- Tempat tinggal yang mewah.
- Makan di restoran.
- Berpakaian keluaran butik ternama.
- Bersekolah di tempat favorit.
- Rekreasi ke luar kota.
Nah, dari beberapa hal tentang pemisahan kebutuhan dan keinginan di atas, maka kita bisa memperkirakan anggaran belanja yang tersedia akan dibawa untuk memenuhi kebutuhan yang mana. Kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan sudah tentu mendapatkan prioritas untuk dapat dipenuhi oleh anggaran belanja rumah tangga. Sementara kebutuhan lainnya seperti pendidikan, rekreasi, dan pengobatan juga perlu untuk diberikan perhatian dengan cara menyisihkan anggaran belanja ketika suatu saat kita akan memakainya.
2. Mengatur Anggaran Rumah Tangga – Tunda Keinginan
Keinginan seorang perempuan itu sangat banyak. Seperti lagu Doraemon, aku ingin begini aku ingin begitu. Begitulah perempuan, ada perasaan ingin memiliki apa yng dilihat dan menurutnya bagus untuk dirinya.
Nah, kadangkala keinginan inilah yang membuat anggaran belanja kita membengkak. Misalnya saja keinginan untuk membeli baju yang sebenarnya belum terlalu dibutuhkan dan hanya ingin mengikuti model baru. Tentu saja tidak ada salahnya hal ini dilakukan jika anggaran belanja sangat mencukupi untuk itu. Tetapi jika hal tersebut dilakukan dalam keadaan anggaran yang kian menipis, maka nantinya justru kita akan merasa anggaran belanja tersebut tak pernah mencukupi semua kebutuhan kita. Dampaknya ada pada seluruh anggota keluarga, mulai suami sampai anak-anak.
Menunda keinginan bukan berarti tidak menggubris keinginan tersebut sama sekali. Bisa dimulai dari menyisihkan sedikit anggaran untuk ditabung dan setelah sampai waktunya tabungan tersebut cukup, maka keinginan yang tertunda tadi bisa dilaksanakan. Dengan lega dan tanpa mengurangi anggaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menunda keinginan juga perlu untuk disosialisasikan kepada anak-anak dan suami. Caranya dengan menunda apa yang diminta anak-anak tetapi kita menganggarkan kapan bisa memenuhi keinginan mereka tersebut. Menuruti setiap keinginan anak setiap kali ia meminta barang ketika diajak jalan-jalan misalnya, akan membuat anak menjadi terbiasa meminta ini dan itu tanpa memperhitungkan kegunaan barang itu bagi diri mereka.
Dalam mengatur anggaran rumah tangga, maka hal-hal tersebut perlu kiranya untuk diperhatikan agar semua keluarga mendukung gerakan pengamanan anggaran yang tengah kita buat.
3. Mengatur Anggaran Rumah Tangga – Tambah Pemasukan
Jika merasa bahwa kebutuhan dan keinginan tersebut memang penting bagi kelangsungan hidup dan kebahagiaan keluarga kita, mungkin tak ada salahnya perempuan mulai berpikir untuk menambah anggaran belanja dengan caranya sendiri. Menggali potensi diri dan sekeliling menjadikan pemikiran positif untuk kembali terpacu dan berkembang memenuhi anggaran rumah tangga tersebut.
Menambah pemasukan bagi anggaran rumah tangga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara yang baik, kreatif, normatif, dan tentu saja halal. Awalnya mungkin sulit bagi seorang ibu rumah tangga dengan begitu banyak pekerjaan dan masih harus memikirkan mencari tambahan pemasukan bagi anggaran belanja mereka. Namun apabila sudah dijalani, semua akan terasa lebih mudah dan memungkinkan untuk dilakukan.
Mungkin beberapa masukan berikut bisa membuat kita menjadi berpikir bahwa kita sebagai perempuan ternyata mampu ikut serta membuat anggaran rumah tangga menjadi cukup kondusif.
- Menggali hobi. Untuk menambah anggaran rumah tangga, kita bisa menggali hobi dan menjadikannya sebagai cara untuk mendapat pemasukan dari sisi keuangan. Hobi menulis misalnya yang bisa menambah anggaran rumah tangga apabila diseriusi. Hobi berkebun bisa juga dipergunakan sebagai pengolah sayuran organik dan ditawarka ke tetangga. Hobi memasak bisa membuat beberapa masakan kering yang bisa dijual semacam sambal pecel ataupun kering kentang. Apa pun hobinya, kalau digali dan ditekuni bisa jadi akan menyuport anggaran rumah tangga kita.
- Menggunakan keilmuan. Setelah lulus dari sekolah dan menikah, kadangkala kita sudah lupa dan tak lagi mempergunakan ilmu yang diajarkan di sekolah. Seorang dokter gigi yang tidak buka praktik, seorang dokter umum yang total hanya mengasuh buah hati. Banyak sekali yang memilih seperti itu. Tidak salah, namun apabila memang berkeinginan menambah anggaran rumah tangga, bisa saja beberapa jenis keilmuan tersebut dimanfaatkan untuk manambah penghasilan. Tidak harus menghabiskan waktu, karena praktik dokter bisa dilakukan di rumah. Apabila terkendala alat, bisa bekerjasama dengan sekolah-sekolah TK untuk pemeriksaan gigi rutin misalnya.
Ada banyak cara untuk menghemat, menambah atau mengatur anggaran belanja rumah tangga kita, Anda pilih yang mana?