Penyebab Keputihan dan Cara Mengatasinya – Keputihan adalah salah satu gangguan pada alat kelamin yang sering dikeluhkan para wanita. Pada beberapa kasus, keputihan terjadi cukup sering atau berulang karena kita tidak mengetahui penyebab keputihan dan cara mengatasinya. Karena itu artikel ini akan membahas tentang penyebab keputihan dan cara mengatasinya sehingga kita bisa mencegah terjadinya keputihan.

Apakah Keputihan Hal yang Wajar?
Dalam bahasa kedokteran, keputihan disebut sebagai leukore atau flour albus yaitu kondisi keluarnya cairan dari miss v secara berlebihan. Sumber cairan ini bisa berasal dari tuba falopi, cairan uterus, cairan leher rahim, atau dari saluran miss v itu sendiri. Jika cairan yang keluar tidak terlalu banyak dan frekuensinya wajar, keputihan sesungguhnya tidak berbahaya dan merupakan siklus normal dalam daur hidup miss v. Keputihan yang membahayakan adalah jika jumlah cairan yang keluar dari miss v sudah berlebihan disertai dengan rasa gatal atau panas pada miss v karena bisa jadi hal tersebut mengindikasikan adanya penyakit dan sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter ahli.

Mengetahui Penyebab Keputihan dan Cara Mengatasinya

Keputihan bisa terjadi pada bayi perempuan hingga wanita dewasa. Perempuan yang tinggal di daerah tropis dengan kelembapan tinggi bisa saja lebih sering mengalami keputihan, apalagi jika pakaian dalam yang digunakan tidak menyerap keringat. Keputihan juga bisa terjadi pada perempuan dengan stres tinggi, terlalu lelah, atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Selain itu, kelebihan hormon estrogen juga bisa menyebabkan timbulnya keputihan dan hal ini biasa dialami oleh perempuan hamil. Remaja putri juga bisa mengalami keputihan sebelum masa pubernya atau sebelum mendapat haid pertama, namun gejala ini bisa hilang dengan sendirinya. Tetapi, ada kemungkinan keputihan datang kembali bila remaja putri tersebut tidak menghindari faktor-faktor penyebab keputihan. Keputihan juga bisa dialami oleh bayi perempuan berusia satu sampai sepuluh hari karena pengaruh hormon yang dihasilkan oleh ari-ari atau plasenta.

Untuk wanita usia subur, keputihan adalah hal yang normal dan umum terjadi. Keputihan pada wanita usia subur bisa dipicu oleh gairah s3ksual yang merangsang sekresi miss v sehingga menghasilkan lendir. Namun, secara umum, kelenjar rahim memproduksi cairan lendir yang mengalir ke saluran miss v, yang bergabung dengan sel-sel miss v yang dibuang, bercampur dengan bakteri serta sekresi kelenjar bartholin di permukaan miss v.

Baca Juga  Mengatasi Siksaan Nyeri Saat Menstruasi

Dalam siklus menstruasi, perempuan umumnya mengalami keputihan, di mana cairan yang keluar hanya sedikit, berlendir banyak, berwarna bening, tidak begitu kental, dan tidak berbau. Namun, pada suatu waktu bisa saja cairan yang keluar lebih banyak, agak kental, dan agak berbau. Akan tetapi, jika cairan ini menghilang seiring dengan selesainya menstruasi maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hal ini biasanya terjadi karena kelebihan hormon estrogen.

Penyebab Keputihan
Keputihan bisa terjadi karena miss v terinfeksi oleh virus, jamur, ragi, bakteri, dan atau ketika miss v kontak langsung dengan bahan kimia berbentuk krim atau semprotan sehingga menyebabkan iritasi ataupun karena alergi pada bahan pakaian dalam tertentu. Pada beberapa kasus, keputihan juga bisa terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh wanita atau ketika miss v mencoba menciptakan keseimbangan antara kondisi di dalam dan di luar miss v. Keputihan juga bisa terjadi karena virus atau bakteri yang dibawa melalui hubungan s3ksual.

Mengetahui penyebab keputihan dan cara mengatasinya adalah sebuah hal yang penting dilakukan oleh kaum perempuan agar dapat mencegah atau terhindar dari keputihan. Berikut ini beberapa penyebab keputihan yang umumnya dialami oleh perempuan Indonesia:

  1. Kurangnya menjaga kebersihan organ intim, misalnya tidak membasuh dengan bersih setelah buang air kecil dan hanya dilap saja dengan tisu atau malas mengganti celana dalam.
  2. Sering berendam air hangat. Ini tidak baik karena area miss v yang hangat mudah menumbuhkan jamur.
  3. Sering bertukar handuk atau celana dalam dengan teman wanita lainnya.
  4. Memakai pantyliner atau pembalut yang berkualitas buruk, biasanya terbuat dari bahan daur ulang dan mengandung pemutih.
  5. Saat menstruasi, malas atau jarang mengganti pembalut.
  6. Penggunaan pil KB yang meningkatkan produksi hormon estrogen.
  7. Penderita diabetes dan ibu Hamil rentan mengalami keputihan karena kadar gula yang tinggi bisa meningkatkan ph miss v yang merangsang tumbuhnya jamur.
  8. Sering menyentuh atau bahkan menggaruk organ intim dengan tangan yang tidak bersih (risiko ini semakin tinggi pada perempuan yang sering melakukan m4sturbasi).
  9. Sedang menderita stres atau mengalami kelelahan yang luar biasa.
  10. Tinggal di lingkungan yang kotor dan menggunakan WC atau toilet yang tidak higienis sehingga mudah terinfeksi jamur, virus, dan bakteri.
  11. Salah arah ketika membilas miss v, harusnya dari miss v ke anus bukan anus ke miss v.
  12. Sering memakai pakaian dalam dari bahan sintetis, ketat, tidak menyerap keringat yang dapat menyebabkan kelembapan, iritasi, dan peningkatan suhu miss v.
  13. Alergi terhadap cairan pewangi kewanitaan, penggunaan douche, detergen dan pelembut kain yang Anda gunakan untuk mencuci pakaian, atau alergi terhadap produk pembersih miss v dan spermisida.
  14. Melakukan hubungan s3ksual yang berisiko tinggi (s3eks bebas atau s3ks tidak dengan pasangan tetap).
Baca Juga  8 Cara Alami Mengencangkan Perut Kendur Setelah Melahirkan

Gejala Keputihan
Gejala keputihan bisa berbeda-beda, bergantung faktor penyebabnya. Beberapa perempuan bahkan tidak mengalami gejala tertentu. Namun, pada umumnya gejala keputihan terdiri atas:

  1. Mengalami rasa tidak nyaman pada organ intim (bisa karena lembap atau banyaknya cairan yang keluar dari miss v).
  2. miss v terasa gatal, baik di bagian luar maupun bagian dalam. Rasa gatal derajatnya bervariasi bisa dari yang tertahan sampai dengan gatal luar biasa.
  3. Jika miss v Anda mengeluarkan cairan lengket seperti susu kental dalam jumlah sangat banyak, tetapi tidak begitu bau, bisa jadi Anda mengalami radang pada leher rahim atau serviks (servisitis) atau radang pada miss v (vaginitis).
  4. Jika keputihan ditandai dengan bau apek, nyeri saat buang air kecil, gatal di kemaluan, cairan yang keluar encer berwarna putih dan berbintik banyak maka bisa jadi Anda menderita infeksi yang diakibatkan oleh jamur candida albicans yang memang sering tumbuh di miss v.
  5. Bila cairan yang keluar encer seperti air dan berwarna cokelat dalam jumlah banyak maka bisa jadi Anda menderita gangguan pembuluh darah serviks dan endometriosis.
  6. Jika keputihan berupa cairan abu-abu bergaris darah, berbau tidak sedap, jumlahnya sangat banyak dan encer seperti air, bisa dikategorikan perempuan tersebut menderita ulkus miss v.
  7. Keluarnya cairan yang berwarna putih dan kental dari miss v. Pada kasus yang cukup parah, cairan ini bisa berwarna kekuningan atau kehijauan, berbusa, berbau busuk atau berbau tidak sedap, disertai nyeri, dan kemerahan pada miss v, bisa jadi miss v terinfeksi kuman trichomonas vaginalis.
  8. Pada beberapa kasus, keputihan yang parah ditandai dengan rasa perih atau terasa seperti terbakar saat buang air kecil disertai dengan keluarnya cairan kental berwarna kuning dalam jumlah yang sangat banyak—besar kemungkinan terjadi infeksi yang disebabkan oleh nisseria gonorrhoe atau GO.
Baca Juga  Rekomendasi Susu Yang Baik untuk Program Hamil

Mengatasi Keputihan
Mengenal faktor-faktor penyebab keputihan akan memberikan gambaran kepada Anda untuk melakukan pencegahan serta mengatasi keputihan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi keputihan.

  1. Rajin menjaga kebersihan organ intim, dengan rajin mengganti celana dalam terlebih setelah melakukan aktivitas yang menghasilkan banyak keringat. Basuhlah miss v dengan air dengan cara yang benar, yaitu dari arah miss v ke anus.
  2. Hindari mandi dengan air hangat kecuali pada saat sakit atau ketika memang dibutuhkan untuk mencegah pertumbuhan jamur yang dapat mengakibatkan keputihan.
  3. Hindari bertukar celana dalam atau handuk dengan teman wanita lainnya.
  4. Gunakan pembalut atau pantyliner yang berkualitas baik. Saat ini beberapa pembalut bahkan dilengkapi dengan teknologi yang dapat mematikan bakteri, virus, dan jamur.
  5. Sering-seringlah mengganti pembalut saat menstruasi.
  6. Kurangi penggunaan pil KB hingga produksi estrogen normal kembali atau Anda bisa beralih ke jenis kontrasepsi lainnya.
  7. Kurangi konsumsi gula dan banyak berolahraga, khususnya untuk penderita diabetes dan ibu hamil agar kadar pH miss v tetap seimbang.
  8. Kurangi tindakan menyentuh atau bahkan menggaruk organ intim dan pastikan tangan selalu bersih ketika melakukannya.
  9. Jalani pola hidup sehat. Hindari rokok dan alkohol, konsumsi makanan sehat, dan banyak berolahraga serta binalah hubungan sosial yang baik untuk mengurangi stres. Bekerjalah dengan proporsional untuk menghindari kelelahan yang berlebihan.
  10. Jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal terutama area WC dan toilet agar Anda tidak mudah terinfeksi jamur, virus, dan bakteri.
  11. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun, tidak terlalu ketat, dan menyerap keringat.
  12. Hentikan penggunaan produk-produk kewanitaan jika terjadi alergi dan gunakan produk tersebut dalam kadar yang sewajarnya. Ganti produk pencuci pakaian jika Anda terbukti alergi pada produk tertentu.
  13. Hindari hubungan s3ksual yang berisiko tinggi dan setialah pada pasangan resmi atau pasangan tetap Anda.
  14. Segera periksakan ke dokter ahli jika gejala keputihan tidak juga hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu.

Demikian pembahasan mengenai penyebab keputihan dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat